Sabtu, 08 Januari 2011

persamaan (asosiasi)

a. Makna asosiasi adalah makna yanag memiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan diluar bahasa. Misalnya, kata melati berasosiasi dengan makna “suci”atau “kesucian “;kata merah berasosiasi dengan makna “bewrani”atau juga “dengan golongan komunis”;kata cenderawasih berasosiasi dengan makna “indah” Kesejajaran sifat atau cirri umum satuan, misalnya antara kata membawa dengan mengangkut, menyerahkan dengan memberikan, tiba dengan datang;
Sebab akibat, misalnya antara kata jatuh dengan bangun, melihat dan mengetahui, belajar dan memahami, usaha dan hasil;Hubungan kpualitas, misalnya air ndengan segar, api dengan panas, serta kesungguhan dengan keberhasilan; Fakta dan gejala, misalnhya antara senyum dengan bahagia, tangisan dengan kesedihan, maupun menguap dan mengantuk;Asosiasi hubungan dalam pertentangan, mkisalnya antara malas dengan rajin, buruk dengan baik, maupun berubah dengan tetap;Asosiasi hubungan kehiponim,
2
misalnya antara tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan makhluk.
Makna asosiatif sesungguhnya sama dengan perlambang-perlambang yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan suatu konsep lain. Maka dengan demikian, dapat dikatakan melati digunakan sebagai perlambang ‘kesucian’; merah digunakan sebagai lambing keberanian(dan dalam dunia politik digunakan sebagai lambing komunis);dan srikandi digunakan sebagai perlambang kepahlawanan wanita.
b. Jenis- jenis makna asosiatif
1. Makna stiliska yaitu berkenaan dengan gaya pemilihan kata sehubungan dengan adanya perbedaan social dan bidang kegiatan didalam masyarakat. Karena itulah, dibedakan makna kata rumah,pondok, istana, keratin, kediaman, tempat tinggal dan residensi. Begitu juga dibedakan makna kata dosen, guru, pengajar dan instruktur.
2. Makna afektif yaitu berkenaan dengan perasaan pembicara pemakai bahasa secara pribadi, baik terhadap lawan bicara maupun terhadap obyek yang dibicarakan. Makna afektif lebih terasa secara lisan daripada secara tertulis. Perhatikan contoh berikut:
- “Tutup milit kalian!”bertanya kepada kami.
- “Coba, mohon diam sebentar!” katanya kepada anak-anak itu.
3. Makna kolotatif yaitu berkenaan dengan makna kata dalam kaitannya dengan makna kata lain yang mempunyai tempat yang sama dalam sebuah frase (ko=sama,bersama;lokasi=tempat). Misalnya, kita dapat mengatakan gadis itu cantik, bunga itu indah, dan pemuda itu tampan. Tetapi kita tidak dapat mengatakan gadis itu tampan; bunga itu molek; pemuda itu cantik. Kita lihat walaupun cantik, indah, tampan, dan molek mempunyai makna yanmg sama, tetapi masing-masing terikat dengan kata-kata tertentu dalam suatu frase.
3
c. Dalam kajian semiotic, terdapatnya asosiasi dengan makna kata demikian itu tercakup dalam istilah indices, sebagai fungsi symptomatic sign (Labov & Wainrich, 1980:8). Secara lebih luas karakteristik makna dalam sign atau lambang dalam kajian semiotic dibedakan antara icon, syimbol, indice, sign tipe, sign token, maupun cangkok buar. Asosiasi hubungan makna dalam lambang yang satu dengan makna dalam lambang yang lain itu diistilahkan indice atau indeks.
d. Pengukuran makna asosiatif dan metode penelitiannya
Makna asosiatif mengandung banyak factor yang amat rumit sehingga baru bias dipelajari secara sistematis jika memakai teknik statistic yang memadahi. Oleh sebab itu, Osgood, Suci, dan Tanenbaum mengemukakan “metode analisis parsial” terhadap
makna asosiatif dalam hokum mereka yang berjudul “Measuremen of meaning” pada tahun 1957. Osgood dan rekan-rekannya menggunakan suatu tekhnik yang disebut “semantic differential” untuk menemukan makna menurut suatu wawasan semantic multi dimensional, dengan memakai penilaian penutur sebagai data, dan itu dicatajt dalam bentuk sekala tujuh butir. Sekala itu diberi label dengan mengontraskan beberapa pasangan kata-kata sifat, seperti sedih-senang, keras-lembut, cepat-lambat, dan sebagainya.
Secara statistik, para peneliti menemukan bahwa ada beberapa makna penting tertentu yang terletak pada ketiga dimensi utama, yaitu pada aspek evaluasi (baik-buruk) dan aktifitas (aktif-pasif). Cantoh yang amat singkat dan bersahaja ini sudah jelas kiranya bahwa metode yang diusulkan ini hanya bias memberikan penilaian makna asosiatif secara parsial (sebagian) dan secara kira-kira saja; dan kita katakana sebagian sebab metode ini hanya memberikan seleksi yang terbatas dari sekian banyak sekala kemungkinan yang tidak terbatas, sebab itu merupakan sampling setatistik dank arena sekala tujuh butir merupakan sekala yang terlalu pendek, tanpa adanya deferensiasi.
4
Hal yang penting dipahami disini adlah hingga kini makna asosiatif baru bias dipelajari secara sistematis dengan metode yang kurang sensitive ini, makna asosiatif belum bias dianalisis dengan analisis yang pasti, yang menggunakan pilihan ya atau tidak, serta struktur-struktur elmen yang bias dibagi secara urut. Karena makna asosiatif adalah makna yang kurang stabil, dan bervariasi menurut pengalaman individu.

1 komentar: